Melanjutkan komentarnya, Raphael Honigstein juga mengatakan bahwa keputusan tim nasional Spanyol menerapkan gaya bermain tiki - taka ini muncul setelah pada pergelaran piala dunia tahun dua ribu enam sebelumnya dimana para punggawa matador tersebut tidak memikili kemampuan fisik serta kekuatan yang cukup untuk mengalahkan para lawan - lawannya secara fisik dan oleh karena itu mereka menginginkan strategi yang berfokus kepada monopolisasi si kulit bundar karena dengan begitu, para punggawa tim nasional Spanyol tidak harus beradu fisik secara langsung kecuali memang diharuskan bermain dengan total football.
Para pemain bertahan dalam strategi tiki - taka yang diterapkan oleh Josep Pep Guardiola ini diharuskan untuk bersabar dan lebih mengutamakan pilihan untuk mengoper yang aman dan mencari gelandang dengan berita bola yang bergerak kemanapun diatas lapangan hijau yang sudah menunggu untuk menciptakan sebuah jarak guna melancarkan operan vertikal. Inilah salah satu alasan mengapa agak membosankan apabila kita menonton pertandingan Barcelona sekarang ini karena mereka semakin mengandalkan pertahanan dan menyerahkan penyerangan kepada Lionel Messi juga Luis Suarez saja.
Gaya bermain dengan menggunakan tiki - taka ini membuat tim nasional Spanyol mampu mengendalikan tidak hanya si kulit bundar saja namun juga lawan yang dihadapi mereka. Mengendalikan disini maksudnya lawan akan terus menerus mengikuti arah kemana bola bergerak dan mudah untuk terpancing sehingga tim yang menerapkan tiki - taka ini seperti Spanyol atau Barcelona misalnya mampu langsung mengoper bola jauh ke depan guna melakukan serangan ketika daerah mereka kosong setelah ditinggalkan oleh para pemain yang tidak sabaran dan bernafsu untuk merebut bola barcelona dan real madrid.
Saat itu, Arsenal masih memiliki Cesc Fabregas sebelum ia hijrah ke Barcelona sebagai satu - satunya penyalur serangan maupun pertahanan diantara perubahan strategi seperti ini. Tiki - taka sendiri sering sekali dihubung - hubungkan dengan kreativitas, pengoperan, serta sentuhan berita sepak bola indonesia tapi juga bisa dibuat menjadi permainan sepakbola yang lamban dan tidak ada arah tujuan secara esktrim yang mengorbankan keefektifan untuk estetika alias keindahan semata. Keindahan seperti ini sangat dijunjung tinggi oleh penggemar sepakbola yang kasual alias tidak terlalu fanatik.
Contoh penerapan tiki - taka dari Josep Pep Guardiola ketika ia masih melatih Barcelona dulu sering kali dianggap sebagai sebuah pengaplikasian terbaik dari gaya bermain ini setelah klub yang bermarkas di Camp Nou tersebut mampu memenangkan enam buah gelar dalam setahun pada dua ribu sembilan silam. Saat itu, Lionel Messi dan kawan - kawan membawa Barcelona mencatatkan nama mereka tidak hanya sebagai raja Eropa saja namun juga dunia. Sekarang sepeninggal Josep Guardiola, kualitas permainan mereka menurun jauh karena tidak lagi menerapkan strategi yang kompleks seperti diatas berita bola dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar