Rabu, 03 Januari 2018

Harus Diterapkan Sistem Reward

Arsenal sendiri pada musim sepakbola tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh enam (1996) hingga 1997 harus puas menyelesaikan liga primer inggris diperingkat akhir ketiga dimana kala itu merupakan musim berita bola pertama arsene wenger menangani timnya. Selain itu, kubu the gunners juga harus melewatkan satu buah tiket menuju liga champions eropa yang diselenggarakan oleh uefa selaku asosiasi yang mengepalai seluruh organisasi sepakbola didaratan eropa karena mereka kalah dalam hal selisih gol dengan newcastle united. Liga inggris sendiri merupakan satu - satunya liga besar dibenua biru itu yang menerapkan sistem selisih gol ini untuk menentukan peringkat diantara tim yang mendapatkan poin sama dimana liga lain menerapkan konsep head-to-head alias pertemuan semua klub tadi. Manchester city bahkan mampu merengkuh gelar juara domestik mereka melalui sistem tersebut setelah mengumpulkan poin yang sama dengan manchester united berhasil menangkap sang pelaku.



Kemudian guna mempersiapkan diri dan juga arsenal dalam menghadapi musim sepakbola selanjutnya yakni tahun 1997 hingga 1998, arsene wenger kemudian membawa seluruh skuad meriam london utara itu untuk mengunjungi austria dimana ditempat ini nantinya akan menjadi markas klub berita bola dunia tersebut untuk menghabiskan waktu berlatih selama pramusim. Memang sudah menjadi hal yang diketahui banyak orang bahwa klub liga primer inggris memiliki jadwal yang sangat ketat dan harus menghadapi dua sampai tiga pertandingan sepakbola dalam seminggu dan melepas penat di luar negeri bisa menjadi obat tersendiri bagi para pemainnya yang tidak hanya lelah secara fisik saja melainkan juga mental lantaran mereka diberikan beban yang besar untuk memenangkan trofi baik oleh para penggemar maupun pihak manajemen klub. Akan tetapi kegiatan seperti ini juga masih melibatkan latihan ringan agar kondisi fisik dan kebugaran tetap terjaga penurunan performa ditingkat domestik.



Saat itu arsene wenger memberikan sebuah waktu dimana para pemainnya bebas berkelayapan dimalam hari sebagai sebuah hadiah lantaran sebelumnya mereka telah menjalani latihan berita sepak bola indonesia yang amamt melelahkan. Gelandang arsenal waktu itu yang bernama ray parlour mengatakan bahwa kebanyakan pemain arsenal yang berasal dari inggris menghabiskan waktunya di bar lokal, sedangkan pemain lainnya yang berasal dari perancis menuju ke kedai kopi dan merokok semua. Terakhir ray parlour menambahkan bahwa ia sempat tidak tahu bagaimana timnya itu bisa memenangkan liga primer inggris tahun itu apabila semua pemain yang dimiliki arsenal mabuk dan merokok. Kedua hal ini memang harus diakui menjadi sebuah hal yang agak tabu dilakukan oleh para pemain sepakbola karena dapat mempengaruhi kondisi fisik mereka, apalagi jika dilakukan dalam jangka panjang. Namun seorang pelatih yang lahir di strasbourg perancis tanggal dua puluh dua (22) bulan oktober tahun seribu sembilan ratus empat puluh sembilan (1949) ini juga sadar bahwa harus diterapkan sistem reward untuk memotivasi pemainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar